Resensi Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”
-
Detail
Film
Judul
Film : Alangkah Lucunya Negeri Ini
Produksi : Citra Sinema
Rilis : 2010
Durasi : 105 Menit
Produser : Zairin Zain
Penulis scenario : Musfar Yasin
Sutradara : Deddy Mizwar
Pemain : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, Teuku Edwin.
Produksi : Citra Sinema
Rilis : 2010
Durasi : 105 Menit
Produser : Zairin Zain
Penulis scenario : Musfar Yasin
Sutradara : Deddy Mizwar
Pemain : Reza Rahadian, Deddy Mizwar, Slamet Rahardjo, Jaja Mihardja, Tio Pakusadewo, Asrul Dahlan, Ratu Tika Bravani, Rina Hasyim, Sakurta Ginting, Sonia, Teuku Edwin.
Film
Alangkah Lucunya Negeri Ini mengangkat cerita tentang kehidupan anak jalan yang
ada di Indonesia, khususnya di Jakarta. Dengan menonjolkan tema pendidikan,
film ini bermaksud untuk menyentil masyarakat Indonesia agar sadar betapa
pentingnya pendidikan untuk kemajuan suatu bangsa.
Ada
yang menarik dari cuplikan akhir dari film ini, ada tulisan yang diambil dari
bunyi pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi “Fakir miskin dan anak terlantar
dipelihara oleh Negara.” Ini sebagai kalimat penutup yang sangat menyentil bagi
para masyarakat dan juga pemerintah. Ya menurut gue film ini bisa bikin sedikit
kita melek lah sama keadaan bangsa ini, jangan terlalu egois mikirin diri
sendiri, tapi kita juga perlu berempati kepada orang-orang yang tak seberuntung
kita.
-
Kelebihan
Ide film ini sangat bagus. Latar ceritanya pun sesuai
dengan keadaan bangsa Indonesia saat ini. Menceritakan kehidupan para
fakir miskin dan anak-anak terlantar yang dilupakan pemerintah, dan film
tersebut bersifat menyentil keadaan pemerintahan kita dengan maksud untuk
menyadarkan pemerintahan Negara Indonesia.
-
Kekurangan
Film ini menganggap bahwa para lulusan S1 belum tentu mudah
mendapatkan pekerjaan dan hanya menceritakan sisi negatif kinerja pemerintahan
DKI Jakarta.
Jika penonton kurang masuk dalam film ini akan memiliki kesan
yang negative terhadap sarjana yang sulit mencari pekerjaan dalam kata lain
penonton mempunyai rasa pesimis akan menjadi sarjana.
Komentar
Posting Komentar