Cerpen "Manusia dan Tanggung Jawab"



BOY

Tema   : Tanggung Jawab yang Kokoh
Tokoh  :
1.      Aydin sebagai pemeran utama
2.      Wira sebagai pemeran pembantu
3.      Fathinah sebagai pemeran pembantu
4.      Annisa sebagai pemeran pembantu
Alur     : Maju

 Mata Aydin dan Wira terbelalak tak percaya. Ketika acara itu terlaksana dan di nikmati orang banyak, awal dari sebuah mimpi yang sebelumnya menjadi wacana sekarang terjadi di depan mata. Tapi, apakah semua itu hanya lewat begitu saja?

Semua itu bermula ketika Aydin dan Wira menatap bingkai kosong di ruang OSIS dan mulai berandai andai.
“Din, jika kita membuat acara pentas seni di sekolah kita gimana? Nanti kita juga bisa mengundang Band terkenal ke sekolah kita untuk membawakan lagunya” ujar Wira.
“Iya pasti itu Ra, karena itu sudah menjadi proker kita untuk 1 tahun kedepan” jawab Aydin.
Dari hari itu mereka pun membentuk kepanitiaan untuk merancang kegiatan itu, sebagai ketua OSIS Aydin menunjuk Fantiah selaku Ketua Bidang dari kegiatan tersebut untuk menjadi ketua pelaksana dalam acara pentas seni.

Setelah terbentuknya kepanitiaan, Wira pun memberitahu Pembina untuk memberi persetujuan tentang struktur kepanitiaan. Pembina sedang duduk di area kantin sembari menyeruput kopinya. Wirapun memulai pembicaraan dengan menyalimi dan duduk bersampingan dengan Pembina.
“Sore pak, untuk struktur kepanitian pentas seni sudah selesai. Saya mau minta persetujuan bapak untuk kepanitiaan ini.”  Ujar Wira, dan Pembina mulai membaca satu persatu nama yang tertera dalam laporan itu.
“Bapak kurang setuju dengan Fatinah yang menjadi ketua pelaksana acara ini, bapak mau kamu yang menjadi ketua pelaksana acara ini.” Tegas Pembina.
Wira pun tertegu diam mendengar kata kata itu,
Dengan berat hati dan penuh keraguan, Wirapun meng-iyakan apa yang diperintahkan Pembina dan langsung bergegas ke ruang osis memberitahu Aydin. Dengan muka yang penuh dengan pertanyaan Wira meberitahu Aydin tentang posisinya yang menggantikan Fatinah sebagai ketua pelaksana.
“Din, aku bingung” ujar Wira
“Kenapa Wir? Dicoret coret sama Pembina? Kan kamu sudah sering di coret coret” saut Aydin
“Bukan itu,” sontak Wira menjawab
“Lalu?” jawab Aydin
“Aku disuruh gantiin posisinya Fatinah jadi ketua pelaksanaaa!”
“Yaudah mau gimana lagi, pembinakan sudah memberi amanat ke kamu Wir
Tenang, kamu ga sendirian ko masih ada kita yang akan terus bantuin kamu.”
Dengan muka yang masih tidak percaya akan kejadian itu Wira meninggalkan ruang osis dan bergegas pulang ke rumah.


Hari demi hari di lewatkan Aydin, Wira, dan timnya untuk menyusun proposal kegiatan pentas seni.
Suatu ketika Aydin melihat kurangnya kerjasama dari tim yang ia bentuk. Setelah tersusunnya proposal, Wira sebagai ketua pelaksana dalam acara pentas seni mengadakan rapat pertama untuk membahas tentang kegiatan tersebut. Dan lagi lagi terlihat kurangnya kerjasama dalam timnya, hanya ada sebagian orang yang hadir dalam rapat pertama tersebut. Aydin pun langsung berbisik pada hatinya.
“Ah sial! Kenapa pada rapat pertama aggotanya malah banyak yang tidak hadir?! setidaknya meminta izin terlebih dahulu jika tidak bisa hadir dalam rapat!
Huh sabar, mungkin mereka yang tidak hadir di karenakan memang ada kepentingan yang mendadak.” Ujar Aydin dalam hati sembari memaafkan kesalahan tersebut.
Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa beberapa kali rapat sudah di lewati, dan semakin kesini rapat makin sepi karna banyak anggota rapat yang tidak hadir dan tanpa keterangan.

Aydin dan Wira geram melihat hal tersebut, belum lagi mereka terkena teguran dari Pembina karena sampai hari itu persiapan masih jauh dari kata siap, akhirnya Aydin dan Wira mengambil keputusan untuk menegur mereka sembari memberi hukuman karna sudah beberapa orang yang malah hampir ingin lepas dari tangung jawabnya. Dan hari demi hari di lewati, tak terasa sebentar lagi sudah Technical Meeting, Aydin dan Wira turun langsung untuk memantau dalam kelancaran TM tersebut. Aydin pun membagi tugas ke Wira untuk memantau TM dan Aydin sendiri memeriksa kelengkapan piala untuk lomba yang akan dilaksanakan sebelum pentas seni. Ketika Aydin sampai di ruang OSIS, kedua mata Aydin terbelalak tak percaya dengan apa yang dia lihat barusan, piala futsal juara 2 tiba tiba tergeletak di lantai dan dalam kondisi patah. Betapa marahnya Aydin melihat itu, setelah TM selesai di laksanakan Aydin mengumpulkan semua tim untuk breafing dan menanyakan apa yang terjadi dengan piala tersebut.
“Disini saya ingin menanyakan kepada kalian semua tentang apa yang saya liat di ruang osis tadi” ujar Aydin, semua anggota pun bingung apa yang terjadi di ruang osis.
“Piala futsal juara 2 patah, dan sampai sekarang saya belum tahu kronologinya seperti apa dan siapa pelakunya” Aydin menambahkan. Semua anggota tidak ada yang berani menceritakan, karna Aydin sudah melihat muka yang kelelahan dari semua anggotanya Aydinpun menutup breafing dan memaafkan semua anggota.

1 hari sebelum lomba dilaksanakan Aydin kembali memberi semangat kepada semua tim untuk memberikan kinerja terbaik untuk kegiatan ini, lomba pun dilaksanakan dengan lancar dan cukup meriah walaupun ada beberapa gesekan di berbagai aspek. Lombapun sudah dilaksanakan dan hari yang di tunggupun tiba, hari dimana semua aspirasi, pikiran, konsep acara yang dipadukan di dalam 1 panggung pentas seni yang akan dinikmati banyak orang, tak ada hentinya Aydin dan Wira selaku ketua OSIS dan ketua pelaksana memberi motifasi dan semangat kepada semua rekan kerja dan tim yang bertugas dalam acara tersebut, sembari kegiatan dibuka, Ayidin dan wira tetap memonitoring semuanya. Semua berjalan sesuai dengan susunan acara yang di berikan. Akhirnya lombapun selesai dilaksanakan walaupun terjadi sedikit kendala tentang keterlamambatan waktu tetapi tetap bisa diatasi.

Tibalah harinya, yaitu pentas seni yang akan ditonton banyak orang. Tidak ada lelahnya Ayidin dan Wira menyemangati semua anggota, seperti biasa sebelum acara hendak di mulai mereka berdoa untuk kelancaran dalam acara. Acarapun dimulai, semua tampak konsisten dengan komitmenya masing masing yaitu tidak akan mengecewakan semua orang sampai akhirnya terjadi masalah dibagian konsumsi, Annisa langsung melapor ke pada Wira untuk membantu menyeselaikan masalah, akhirnya masalah dapat diselesaikan oleh mereka berdua. Ternyata masalah tidak berhenti sampai disana, tiba tiba hp Aydin berdering
“Haloo, dengan Aydin?..” terdengar dari suara telepon Aydin
“iya ada apa? Maaf sebelumnya ini dengan siapa?”
“saya manager LO dari Artis yang di undang ke sekolah, kami terjebak macet bisakah perwakilan dari kalian menjemput kami dan mengarahkan ke jalan yang tidak macet, karna kami ingin datang secepatnya kesekolah untuk persiapan sebelum naik panggung” sahut manager.
Tanpa pikir panjang, Aydin langsung meng-iyakan perkataan dari manager tersebut, sebelum berangkat Aydin mengisyaratkan kepada teman temanya untuk menghandle acara jika ada masalah yang harus diselesaikan. Aydin langsung menjemput rombongan artis.

Berkat pemikiran cepat Aydin, rombongan artis bisa datang tepat waktu dan acara bisa berlanjut tanpa ada halangan sedikitpun.

Akhirnya sang artis berdiri di panggung, Aydin menggandeng Wira dan menariknya ke barisan paling belakang dengan maksud mari melihat hasil yang mereka lakukan selama ini.
“wir, ga nyangka aku sampe kaya gini” sahut Aydin dengan mata yang berkaca kaca menatap artis yang berdiri membawakan lagunya
“hahahaha, tanggung jawab yang menghasilkan semua ini”
Akhirnya mereka berdua menikmati acara sampai selesai dibelakang barisan, selesai dari acara Aydin dan Wira memberikan perintah kepada semua anggota untuk melakukan oprasi semut untuk membereskan semua yang berantakan di lingkungan sekolah. Setelahnya mereka meminta semua anggota untuk masuk ke ruangan untuk di beri pengarahan terakhir.
Di dalam ruangan, Aydin membuka omongan dan mewakili suara semua orang yang ada di dalam ruangan
*prok prok prok suara tepuk tangan dari Aydin mengisyaratkan penghormatan kepada semua orang yang ada di dalam ruangan
“Tepuk tangan buat kalian, semua dedikasi kalian sudah terbayar sekarang
Semua rasa Lelah, marah, dan pengorbanan kalian selama ini sudah terbayar dengan adanya acara ini, saya bangga kepada kalian semua. Terimakasih atas semua tanggung jawab kalian, jangan menyerah dengan keadaan, semua kendala pasti ada jalan keluarnya tinggal kita saja yang harus melihat dari sisi yang lain untuk mencari jawaban dari masalah tersebut. Terimakasih”. Semua orang di dalam ruangan bertepuk tangan bahagia dan pulang dengan bahagia.

Keseokan harinya di dalam ruang osis, Aydin dan Wira kembali menatap bingkai foto, tetapi bukan lagi bingkai kosong melainkan bingkai yang berisi foto acara yang di hadiri banyak orang dan terasa sangat meriah di dalam foto tersebut.
Tamat.

Pesan :
“Tanggung jawab sangat penting dalam organisasi, tidak ada masalah yang tidak dapat diatasi tergantung cara kita menyikapi masalah tersebut dan mencari sisi yang lain untuk memecahkan masalah tersebut.”
-Manusia dengan Tanggung Jawab-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Observasi Kunjungan Monument Pancasila Sakti

Resensi Film “Alangkah Lucunya Negeri Ini”